Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Komplek Stadion Gelora Bung Karno


    Stadion Gelora Bung Karno
    Stadion Gelora Bung Karno

    komplek stadion Gelora Bung Karno adalah sebuah fasilitas sekaligus prasarana olahraga yang berlokasi di pusat kota Jakarta. Gelora Bung Karno memiliki luas area sekitar 284,2 hektar termasuk kawasan ruang terbuka hijau sebagai paru-paru kota yang berfungsi juga sebagai resapan air dan tentu saja bisa jadi tempat nongkrong di Jakarta Pusat.

    Sejarah

    stadion Gelora Bung Karno atau Gelanggang Olah Raga Bung Karno lahir sebagai manifestasi impian presiden pertama Indonesia yaitu Ir. Soekarno. Beliau memimpikan tersedianya ruang terbuka bagi warga Jakarta, pusat olah raga nasional, pusat pertemuan, ruang hiburan, dan tempat bersantai. Pembangunan Gelora Bung Karno saat itu yang terpenting adalah sebagai  saranan untuk kegiatan Asian Games ke-4 tahun 1962.

    Stadion Gelora Bung Karno adalah pasak sejarah olah raga dan juga kebanggaan bangsa Indonesia. Banyak kegiatan olahraga pernah di gelar di sini diantaranya adalah Sea Games, Asian Games, Sepakbola Piala Asia, Thomas Cup dan Uber Cup serta kegiatan olahraga internasional lainnya.

    Pada 8 Februari 1960, di depan khalayak umum yang juga dihadiri Wakil Perdana Menteri Uni Soviet saat itu, Anastas Mikoyan, Presiden Indonesia Soekarno, menancapkan pancang utama  awal pembangunan kompleks olah raga tersebut. Saat itu hubungan dengan Uni Soviet sangat baik sehingga Soekarno mendapatkan persetujuan pinjaman lunak sebesar US$ 12,5 juta yang ditandatangani pada 23 Desember 1958. Dengan pembiayaan tersebut, pembangunan dimulia dari tahun 1960 hingga diresmikan secara umum pada 24 Agustus 1962. Bagi masyarakat tahun 60-an, pembangunan mega proyek tersebut begitu mengesankan dan mengundang perhatian. Masyarakat merasa bangga dapat berkunjung ke tempat ini meski sekadar singgah.

    Wangsanajan atau Wangsanayan adalah cikal bakal kata Senayan yang sekarang kita kenal

    Dari biro peta topografik Batavia (Topographisch Bureau Batavia) tahun 1902, kawasan yang sekarang menjadi kompleks Gelora Bung Karno disebut sebagai daerah Wangsanajan, atau Wangsanayan, yaitu seorang tuan tanah saat itu.  Dari namanya kata Senayan muncul. Ada sumber lain mengisahkan bahwa kata ‘senayan’ bermakna ‘main kuda’ dalam bahasa Betawi. Hal itu terkait permainan polo dengan berkuda yang biasa dilakukan orang Inggris saat pemerintahan Thomas Stamford Raffles (1808-1811).

    Dari total kawasan seluas 279.1 hektar, bagian kompleks olah raga yang pertama rampung tahun 1961 adalah fasilitas akuatik kolam renang yang mampu menampung 8.000 pengunjung. Fasilitas tersebut dapat bertahan lama, hingga direnovasi pada tahun 1988. Fasilitas selanjutnya yang siap digunakan secara umum ialah lapangan tenis yang berkapasitas tempat duduk sebanyak 5.200 orang pada bulan Desember  1961.

    Presiden Soekarno mengabadikan atap oval Stadion Utama Istora Bung Karno dengan nama Temu Gelang

    Berikutnya beberapa fasilitas lain selesai dirampungkan, seperti stadion sepak bola Madya, lapangan tenis, Istora atau Istana Olah Raga yang merupakan stadium indoor untuk berbagai jenis olah raga, lapangan basket, dan akhirnya Stadion Utama Istora Bung Karno yang terkenal dengan atap bentuk oval-nya yang disebut sejak awal oleh Presiden Soekarno sebagai  ‘Temu Gelang’.

    Stadion Utama Istora Bung Karno merupakan salah satu stadion sepak bola terbesar di dunia dengan kapasitas penonton sebanyak 100.000 orang. Berikutnya, kapasitasnya mengalami renovasi menjadi berkapasitas 88,000 orang tahun 2007. Gelora Bung Karno memiliki fasilitas olahraga yang dapat mendukung kegiatan olahraga bertaraf nasional, regional, hingga internasional.

    Pengembangan kawasan Gelora Bung Karno tidak berhenti saat Asian Games tahun 1962. Pembangunan terus berlanjut, hingga kini terdapat lapangan panah, golf, bangunan untuk anggar, senam, dan lainnya. Bahkan, pada saat dikelola oleh Yayasan Gelanggang Olah Raga Senayan (YGORS), penyusutan luas kawasan kompleks olah raga ini terjadi karena penggunaan untuk kantor-kantor pemerintahan dan juga kawasan perdagangan. Saat ini nampak kantor Kementerian Kehutanan, Kementerian Pendidikan Nasional, DPR/ MPR RI, dan juga sekolah serta kantor kepala daerah. Mall dan plasa pun berdiri di antara hotel-hotel besar berbintang seperti The Sultan (yang asalnya Hotel Hilton), Hotel Mulia, dan Atlet Century Park Hotel.

    Nama Gelora Bung Karno sempat dirubah menjadi Gelora Senayan saat Pemerintahan  Orde Baru. Di masa pemerintahan Presiden Abdul Rahman Wahid, nama Gelora Senayan diganti menjadi Gelora Bung Karno. Walau demikian, pemerintahan Presiden Soeharto yang lama telah menanamkan nama Senayan telah tertanam di benak masyarakat sehingga saat ini pun kata Senayan masih terdengar lebih populer.

    Sebagai salah satu bagian dari kawasan olah raga terpadu, sekitar Gelora Bung Karno dibangun pula kantor pusat Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang diresmikan pada 24 Agustus 1962. Hari tersebut sekaligus menandakan kesiapan bangsa Indonesia menyiarkan siaran olah raga secara nasional, terutama saat Asian Games ke-4 tahun 1962.

    Ratusan atlit bahkan ribuan telah keluar masuk Stadion Gelora Bung Karno untuk memahatkan prestasinya

    Beberapa atlit yang berhasil menorehkan prestasi tingkat nasional hingga internasional di berbagai cabang olah raga. Tinju, badminton, renang, sepak bola, dan bela diri merupakan segelintir cabang olah raga yang telah membantu mempopulerkan nama Gelora Bung Karno, dan juga nama Indonesia.

    Anda mungkin ingat beberapa nama terkenal berikut ini yang pernah menorehkan prestasinya di Gelora Bung Karno, yaitu: Mohammad Ali, Saoul Mamby, Thomas Americo, Ju Do Chun, Wayne Mulholland, Cesar Polanco, Dong Chun Lee, Khaosai Galaxy, Samuth Sitnaruepol, Nico Thomas, Elyas Pical, and Chris John.

    Dari cabang bulu tangkis ada atlit legendaris seperti Rudy Hartono, Icuk Sugiarto, Liem Swie King, dan Ivana Lie adalah yang akan selalu dikenang dan tak terpisahkan prestasinya dari Gelora Bung Karno.

    Seniman dan Pengusaha pun Memeriahkan Stadion Gelora Bung Karno

    Tidak hanya atlit yang prestasinya menembus kawasan olah raga terpadu ini. Musisi dari dalam dan luar negeri pun menjadikan fasilitas di kawasan  ini sebagai panggung unjuk kebolehan. Beberapa pertunjukan yang pernah mengguncang Gelora Bung Karno, misalnya: Jakarta International Java Soulnation Festival, JakJazz Festival, Rihanna Live in Concert, Incubus, Maroon 5, N.E.R.D., Ne-Yo, Rick Price, Deftones, Two Door Cinema Club, Janet Jackson, Iron Maiden, Bring Me The Horizon, Bruno Mars, dan Kitaro.

    Bagi para pebisnis kelas dunia, Gelora Bung Karno pun telah biasa dijadikan gelaran yang strategis bagi produk mereka dalam berbagai pameran yang eksklusif. Mulai dari otomotif, furniture, perlengkapan olah raga, produk budaya dan pariwisata, serta kerajinan cantik yang dapat memukau pembeli dan rekan usaha.

    Stadion Gelora Bung Karno
    Stadion Gelora Bung Karno

    Kegiatan

    Sebagai pusat kemeriahan ajang olah raga, hiburan, dan pertemuan maka Komplek Gelora Bung Karno merupakan tempat besar dangan skala kegiatan besar pula. Pihak Pengelola Komplek Gelora Bung telah berkerja sama dengan beberapa mitra untuk menyediakan fasilitas bagi masyarakat umum yang ingin melakukan kegiatan olahraga atau rekreasi di sekitarnya.

    Fasilitas pendukung yang dapat Anda temukan adalah:

    • Pusat Bisnis
    • Pusat Perbelanjaan Modern
    • Pameran
    • Konferensi Internasional
    • Hotel dan akomodasi bertaraf International
    • Showbiz dan Entertaiment.

    Saat ini fasilitas utama olah raga yang tersedia di Komplek Gelora Bung Karno di antaranya adalah berikut ini:

    • Stadion Utama : Lapangan Sepak Bola.
    • Stadion Tenis: Lapangan Tertutup (Indoor), Lapangan Keras (Hardcourt), Lapangan Tanah Liat (Gravel).
    • Gedung Serbaguna: untuk acara kesenian, pesta pernikahan, rapat.
    • Stadion Renang : Kolam Renang bertaraf internasional, Kolam Polo Air dan Loncat Indah.
    • Gedung Olahraga: Basket, Volley, Bulutangkis, Menembak.
    • Istora : Multifungsi.
    • Sarana Olahraga lainnya: Golf dan Driving Range.
    • Poliklinik : fasilitas kesehatan.

      

    Stadion Gelora Bung Karno

    Transportasi

    Tempatnya yang luas dan akses yang mudah dari berbagai arah di Jakarta, menjadikan Gelora Bung Karno sebagai salah satu pusat pertunjukan favorit di negeri ini. Untuk menuju Gelora Bung Karno relatif mudah karena letaknya strategis di jantung kota metropolitan Jakarta.

    Taxi dan bus tidak jauh dari jalur lalu lintas Komplek Gelora Bung Karno. Dari Bandara Soekarno-Hatta, Anda hanya perlu waktu sekitar 40 menit hingga 1 jam untuk mencapai lokasi ini. Bila Anda ada di Stasiun Kereta Api Gambir maka taxi atau bus menuju Gelora Bung Karno hanya memerlukan waktu sekitar 30 menit saja.

    Post a Comment for "Komplek Stadion Gelora Bung Karno"